Minggu, 19 Juli 2009

LOVE & RELATIONSHIP ADDICTION

Love Addiction merupakan sebuah adiksi psikologis, sebagai hasil dari berbagai kebutuhan dimasa kecil yang belum terpenuhi. Seorang anak kecil yang kebutuhan2nya tidak pernah dikenali atau/dan dipenuhi mungkin akan menyesuaikannya dengan belajar untuk memberikan limitasi terhadap harapan2nya. Namun proses dari pembelajaran tersebut bisa juga dalam bentuk ide-ide yang merusak seperti misalnya, “Kebutuhan2ku tidak pernah diperhitungkan”; “Menjadi lebih dekat akan menyakitkan diriku” ; “Saya tidak berharga untuk disayangi” . Pemikiran2 tersebut cenderung terbawa di kemudian hari saat dewasa. Seorang love addict akan tetap bergantung kepada orang lain untuk mengurusinya dirinya secara emosional (care for them), melindungi dan membantu mengatasi berbagai masalah yg dihadapinya.

Karakteristiknya:
• Dipenuhi dengan berbagai harapan yang sifatnya bentuk keputus asaannya
• Ketakutan2 yang tidak ada putusnya:
-. Takut di tolak
-. Takut merasa sakit
-. Takut memiliki pengalaman2 yang tidak dikenali
-. Tidak memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki banyak kekuatan dan/atau hak untuk bisa menginspirasikan cintakasih, mendapatkan cinta yg tulus.

• Hubungan cenderung menjadi semakin destruktif bila kedua sejoli ini sama-sama memiliki kecendrungan ‘love addiction’
• Sebuah hubungan yang sifatnya love addictioan, membuat orang berhenti menjadi diri sendiri dan cenderung kehilangan berbagai ragam perasaan dan emosi yang sehat, karena sudah tidak ada kesatuan antara pikiran dan perasaaannya.
• Mempunyai kebutuhan yang tinggi untuk selalu bertemu, bersama dan memiliki pasangannya dan cenderung memaksakan kehendaknya agar kebutuhan tersebut terpenuhi atas nama CINTA.
• Oleh karena itu pikiran2nya dipenuhi dengan obsesif dan kompulsif – ”Kamu adalah milikku satu-satunya, tanpa dirimu aku tidak bisa hidup”

Dampak dari Love Addiction:
1. Terobsesi untuk mendapatkan cinta yang terbaik dari seseorang
2. Adanya kendala dalam proses tumbuh kembang diawal kehidupannya, maka identitas dirinya cenderung melekat pada identitas kekasihnya.
3. Rasa kebergantungan tersebut membuat dirinya selalu merasa bangga dengan apa yang dicapai oleh kekasihnya: -- terkadang terlalu menuntut diri sendiri dan merasa tidak layak untuk dihargai oleh kekasihnya.
4. Ketakutan untuk melakukan perubahan – menahan tumbuh kembang dirinya, selalu mencari rasa aman dan nyaman dengan cara percaya bahwa semua itu bisa dapatkan dari kekasihnya. Sehingga tumbuh kembang dalam berbagai kemampuan, minat dan keinginan2 nya di tekan sekali.
5. Kebutuhan besar akan rasa aman menjadikan dirinya licik secara emosional – akan melakukan apa saja bagi kekasihnya selama itu akan mengamankan cinta kasihnya (menurut love addict), namun kebanyakan hasilnya adalah rasa kecewa dan dendam akan timbul.
6. Memiliki berbagai kebutuhan dan harapan yang tidak realistis dari pasangannya.

Cinta kasih yang sehat : Adanya saling keterbukaan, jujur, mengenali batasan diri masing-masing sehingga kedua belah pihak memiliki integritas diri. Bersama sama menjalani proses tumbuh kembang dan perubahan diri , sehingga bisa menciptakan sebuah hubungan cinta kasih yang sehat. .

Semoga bermanfaat.

Diambil dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar